, ,

Awan Duka di SMAN 1 Cimarga: Mogok Massa Menggema, Siswa Tolak Kepala Sekolah Diduga Pelaku Pemukulan

oleh -93 Dilihat

Krisis Kepercayaan di SMAN 1 Cimarga: Siswa Ancam Mogok, Tolak Kepsek Diduga Tampar Siswa

Majalah Banten– Awan kelam menggantung di atas SMAN 1 Cimarga. Suasana yang biasanya dipenuhi celoteh ceria dan semangat belajar, kini berganti dengan bisik-bisik protes dan gelombang kekecewaan. Pemicunya adalah sebuah insiden kekerasan yang diduga melibatkan orang nomor satu di sekolah tersebut, Kepala Sekolah Dini Fitriah. Buntutnya, para siswa, ujung tombak pendidikan, mengancam akan melakukan mogok sekolah jika sang kepala sekolah tidak segera diganti.

Ancaman mogok ini bukan sekadar gertakan. Disampaikan oleh perwakilan siswa yang enggan disebutkan namanya kepada Juaramedia pada Jumat (10/10/2025), aksi ini adalah bentuk perlawanan terakhir mereka. “Pokoknya kalau kepseknya masih Bu Dini, kami akan mogok ke sekolah,” ujar siswa tersebut dengan nada tegas. Ancaman ini menjadi penanda retaknya hubungan kepercayaan antara siswa dan pimpinan mereka, sebuah fondasi yang crucial bagi iklim pendidikan yang sehat.

Namun, di tengah gejolak yang dirasakan siswa, tampaknya ada kesenjangan informasi di kalangan guru. Salah seorang guru, Novi, membantah telah mendengar rencana aksi mogok tersebut. “Saya tidak mendengar tuh,” katanya singkat. Bantahan ini justru menguatkan kesan adanya jurang komunikasi yang dalam dalam ekosistem sekolah, di mana kegelisahan yang mendidih di kalangan siswa belum sepenuhnya terdeteksi oleh sebagian tenaga pengajar.

Dugaan Penamparan yang Membara

Akar dari semua keributan ini adalah insiden yang terjadi pada siswa bernama Indra Lutfiana Putra. Menurut informasi yang beredar, Indra diduga ditampar oleh Kepala Sekolah Dini Fitriah. Pemicunya disebut-sebut persoalan yang dianggap sepele: rokok yang dibuang siswa saat bertemu sang kepala sekolah.

Insiden ini bagai memercikkan bensin pada bara yang telah lama tertimbun. Dugaan kekerasan fisik oleh figur otoritas seperti kepala sekolah langsung memantik kemarahan dan keprihatinan mendalam. Dalam perspektif pendidikan modern, kekerasan—dalam bentuk apapun—telah lama ditinggalkan sebagai metode disiplin. Tindakan ini dinilai tidak hanya merendahkan martabat siswa tetapi juga merusak lingkungan psikologis yang aman untuk belajar.

Sekolah Kita

Baca Juga: Langkah Strategis Pemkot Cilegon dan Polres: Batasi Operasional Truk untuk Atasi Macet

Orang tua siswa pun tak tinggal diam. Sebelum ancaman mogok mengemuka, mereka telah menyatakan sikap tegas untuk menempuh jalur hukum. Langkah ini menunjukkan keseriusan mereka dalam melindungi anak-anaknya dari tindakan yang dianggap melampaui batas kewenangan pendidikan.

Respons Otoritas Pendidikan

Menyikapi eskalasi situasi yang kian memanas, Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Kabupaten Lebak, Gugun Nugraha, akhirnya turun tangan. Gugun mengklaim telah mengambil langkah proaktif dengan menurunkan tim khusus untuk mendalami kasus ini.

“Saya sudah menugaskan Kasi SMA KCD dan pengawas SMA untuk mendalami secara utuh dan menyeluruh kejadian tersebut berdasarkan fakta-fakta dan alat bukti yang ada,” kata Gugun. Ia menegaskan komitmennya untuk menangani kasus ini secara objektif, proporsional, dan berkeadilan. Janji ini menjadi tumpuan harapan bagi semua pihak yang menginginkan penyelesaian yang transparan dan tidak memihak, guna meminimalisir dampak negatif berkepanjangan di lingkungan sekolah.

Vakumnya Suara Sang Terlapor

Hingga detik ini, pusat dari seluruh badai, Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Fitriah, masih memilih untuk tidak memberikan pernyataan resmi. Keheningannya justru memicu lebih banyak spekulasi dan pertanyaan. Tanggapannya sangat dinantikan untuk memberikan klarifikasi, permintaan maaf, atau setidaknya versi cerita dari sudut pandangnya. Vakumnya komunikasi dari pihak yang diduga terlibat seringkali memperkeruh situasi dan memperdalam luka kepercayaan.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.